Pemda Manggarai Barat Minta IWP Terus Berkolaborasi Atasi Sampah di Labuan Bajo
Sampah plastik dan penggunaan sampo saset perlu diminimalisir penggunaannya
LABUANBAJOVOICE.COM | Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Barat mengaku, tidak bisa bekerja sendiri dalam mengurusi persoalan sampah yang semakin menumpuk di Kota Labuan Bajo.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah Manggarai Barat (Sekda Mabar), Fransiskus Sales Sodo pada saat berikan sambutan di acara peresmian pusat pembelajaran lingkungan atau environment learning center Indonesia Waste Platform (IWP) di Labuan Bajo pada Jumat, 19 Juli 2024 pagi.
“Pemerintah terus terang, bahwa kita tidak bisa bekerja sendiri, kita butuh stacholder dan mitra untuk bisa bekerjasama secara sinergi. Bagaimana mengedukasi masyarakat membuat ini menjadi habits (kebiasaan) dikalangan masyarakat,” ujar Hans Sodo biasa dipanggil itu.
Sehingga, tambah dia, pemilahan-pemilahan sampah, termasuk yang disampaikan oleh Kordinantor Umum IWP, Marta Muslin Tulis alias Ibu Ica tadi, itu luar biasa. Kebiasaan penggunaan sampo sasetan dirumah perlu dirubah diganti sampo botol.
“Kebiasaan menggunakan sampo sasetan itu dirubah menjadi botol. Karena terus terang, sampah sasetan dirumah itu banyak termasuk plastik ikan, betul,” terang Sekda.
Menurut dia, orang yang menjual ikan di TPI tentu sudah siapkan plastik. Sampai dirumah, biasanya orang membuang sampah plastik sembarangan setelah dipergunakan.
Jadi, lanjut Hans Sodo, dengan proses edukasi dan pembelajaran-pembelajaran seperti ini sangat baik, membuang sampah pada tempatnya setelah dipergunakan adalah langkah yang tepat.
“Kalau semua memiliki kesadaran yang sama untuk membuat sampah ini seminimal mungkin, maka tugas-tugas pemerintah mengangkut, kemudian membakar sampah di TPA dengan sistem sampah thermal itu, semakin lebih mudah,” jelasnya.
Dikatakan Hans Sodo, dengan terbangun nya Kota Labuan Bajo pada tahun terakhir, sejak 2021 sampai 2022 oleh Bapak Presiden Jokowi. Terus terang, ini menjadi sebuah tambahan beban baru buat Pemda.
“Terus terang, ini menjadi sebuah tambahan beban baru buat Pemda. Karena apa?. Kota Labuan Bajo yang dulu tidak memiliki maintenance yang besar, sekarang kami harus maintenance yang besar. Sampah, listrik, air, kemudian jalan dan lain sebagainya itu butuh biaya yang besar,” terang Sekda Mabar.
Sehingga, lanjutnya, proporsi yang harus bangun jalan di desa dan lain sebagainya kita harus bagi. Dan ini bukan pekerjaan yang gampang, jadi ini pekerjaan yang cukup berat. Sehingga solusi untuk persoalan sampah, kita sangat berharap keterlibatan NGO, pegiat-pegiat sampah dan lain sebagainya untuk bekerja secara masif dengan pemerintah untuk mengurangi sampah di masyarakat. Terutama mengedukasi kepada masyarakat agar menjadi bagian dari kebiasaan hidup mereka.
“Dan ini bukan pekerjaan mudah. Karena ini merubah pola pikir masyarakat, yang harus benar-benar bicara dari hati ke hati, kemudian harus bisa merasakan problem yang dialami oleh kehidupan masyarakat itu sendiri. Ini memang tidak mudah. Jadi saya pikir dengan tekat, kemauan bersama, kita akan biasa,” pesannya.
Dikatakan Hans Sodo, Labuan Bajo ini terus terang, Flores secara umum adalah sebuah destinasi yang menurut dia persoalan nya cukup komplit.
“Labuan Bajo ini terus terang, Flores secara umum adalah sebuah destinasi yangsaya cukup komplit dengan persoalan lingkungan dan lain sebagainya. Destinasi nya sangat komplit, tapi sangat rentan kalau tidak dijaga. Dan satu-satunya jalan keluar adalah kesadaran kita. Mulai dari pemerintah, masyarakat, dan stakeholder bagaimana kita membangun secara fisik Flores dan Labuan Bajo kedepannya secara lebih baik.
Penulis: Hamid