“Hasrat pada akumulasi profit akan menggiring pariwisata menjadi arena kerakusan dan ketamakan. Festival Golo Koe hadir sebagai narasi tandingan, mengusung nilai keberlanjutan dan keselamatan komunitas lokal,” tegasnya.

Mgr. Maksimus juga memandang festival ini sebagai wadah perjumpaan lintas iman yang memadukan dimensi religius, budaya, ekonomi, dan sosial.

Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan merupakan hasil kerja kolaboratif pemerintah, gereja, dan masyarakat.

Festival Golo Koe 2025 akan berlangsung selama lima hari dengan agenda utama prosesi akbar Maria Assumpta Nusantara, karnaval budaya, pentas seni, permainan tradisional caci, dan pameran UMKM.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mengajak masyarakat dan wisatawan untuk berpartisipasi, menjaga keamanan, serta memelihara suasana kondusif selama rangkaian acara.**