Selama bertahun-tahun, tambahnya, Nusa Dua Fiesta tumbuh menjadi wadah kolaborasi antara masyarakat lokal, pelaku usaha, seniman, dan pengelola kawasan dalam menghadirkan ragam hiburan, seni, serta produk kreatif.

Setelah sempat vakum selama lima tahun sejak 2020 akibat pandemi dan dinamika industri global, ITDC kini menghadirkan festival ini dengan semangat baru dan nama baru.

Menurut Troy, perubahan nama menjadi The Nusa Dua Festival mencerminkan transformasi, modernitas, dan inklusivitas dalam menghadirkan perayaan budaya yang lebih berdampak bagi masyarakat dan industri pariwisata.

Festival tahun ini mencatat tingkat partisipasi masyarakat yang luar biasa. Lebih dari 1.800 warga lokal terlibat langsung, meliputi:

  • 13 kontingen parade budaya dengan total 910 peserta dari hotel dan banjar adat,
  • 100 anak desa penyangga yang tampil dalam Tari Pendet Massal,
  • 480 pelaku UMKM dari paguyuban lokal,
  • 240 peserta lomba parade budaya,
  • serta 36 pecalang yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban selama festival berlangsung.

Tak hanya itu, sebanyak 30 tenant F&B, 17 tenant hotel dan fasilitas wisata, serta 4 UMKM binaan ITDC turut berpartisipasi dengan menghadirkan produk kuliner, kriya, dan perhiasan khas Bali.