LABUANBAJOVOICE.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat mengeluarkan imbauan resmi kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi perubahan musim dari kemarau ke musim hujan yang berpotensi memicu lonjakan penyakit, kerusakan lingkungan, hingga bencana alam.
Peringatan itu disampaikan langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, kepada media di Labuan Bajo, Selasa (11/11/2025) pagi. Ia menegaskan bahwa seluruh perangkat dinas wajib memasuki fase siaga total.
Wabup Weng mengungkapkan bahwa beberapa minggu sebelumnya Dinas Kesehatan telah mengeluarkan imbauan untuk seluruh Puskesmas agar menyiapkan stok obat dasar menghadapi berbagai penyakit yang sering meningkat saat pergantian musim.
“Kesehatan itu menginstruksikan seluruh Puskesmas siap. Apa yang disiapkan, satu kebutuhan obat-obatan mengantisipasi perubahan musim. Misalnya penyakit dispa pasti tinggi, jadi obat itu harus punya stok jangan sampai di puskesmas tidak ada stok. Kemudian terkait obat penyakit diare. Itu stok jangan sampai tidak ada,” ujarnya.
Ia juga meminta seluruh tenaga kesehatan memperbanyak penyuluhan terarah kepada masyarakat.
“Mulai rajin melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Sekarang ada demam berdarah mulai musim panca roba ini pasti ada. Mulai tingkatkan kebersihan lingkungan, kemudian kalau mulai ada rasa panas untuk segera dibawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat,” tegasnya.
Tak hanya sektor kesehatan, BPBD menjadi salah satu instansi yang mendapat penekanan khusus.
“Dinas BPBD paling penting itu, setiap saat harus pasang mata telinga, begitu ada bencana terjadi atau ada potensi bencana segera melaporkan. Jadi jangan tunggu. Segera laporkan 1×24 jam supaya cepat diantisipasi,” jelas Weng.
Ia menegaskan bahwa laporan cepat tidak harus menunggu surat resmi. “Jangan begini, mendahului surat, WA (WhatsApp) saja suratnya ataupun foto potensi bencana. Supaya cepat dilakukan tindakan oleh dinas BPBD,” tambahnya.
Untuk sektor pertanian, Weng mengatakan bahwa penyuluh lapangan telah diminta memberi edukasi kepada para petani terkait potensi curah hujan tinggi.
“Dinas pertanian coba perhatikan jaringan irigasi pertanian,” ungkapnya.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum diminta melakukan pemetaan risiko sejak dini.
“Dinas PU itu mulai sudah petakan bencana dari sini, dan antisipasinya dari sini. Jangan sampai sudah hujan baru cari payung,” tegasnya.
Ia menegaskan prinsip kesiapan Pemkab Manggarai Barat ibarat siapkan payung sebelum hujan tiba. “Posisi Pemda itu, sebelum hujan payung sudah disiapkan.”
Labuan Bajo sebagai destinasi utama dunia juga menjadi perhatian karena aktivitas wisata laut sangat bergantung pada kondisi cuaca.
“Untuk dinas pariwisata, biasanya koordinasi dengan BMKG dan KSOP. Di KSOP dia yang larang untuk berlayar jika cuaca di laut tidak bagus,” jelas Weng.
Ia meminta pelaku wisata untuk tidak mengambil risiko. “Kalau ada imbauan dari BMKG tidak boleh melaut, jadi jangan buat aturan sendiri lagi,” katanya.
Weng juga menyoroti persoalan sampah laut. “Minta juga kepada mereka agar jangan membuang sampah ke laut, setiap kapal diwajibkan tunjukkan sampahnya. Jadi jangan buang sampah di laut sana,” tegasnya.
Menurutnya, menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan harus menjadi prioritas, mengingat kontribusi besar sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah.
“Bagi kita sih rasa aman, bagi setiap orang yang berkunjung, hal itu paling penting karena dengan banyaknya kehadiran tamu di sini pajak hotel dan restoran semakin besar.” ujarnya.
Ia meminta kepada para pelaku pariwisata agar menjaga sikap dan komunikasi dengan tamu yang berwisata di Labuan Bajo.
“Kita semua harus bersikap ramah terhadap tamu-tamu, memberikan suasana aman, nyaman. Karena setiap orang yang datang ini mendapat rasa aman dan nyaman saat berwisata di daerah ini.” tutupnya.**

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan