Philipus berharap, ajang ini menjadi momentum menghidupkan kembali sanggar-sanggar budaya daerah NTT yang ada di Surabaya.

“Kami ingin sanggar-sanggar daerah semakin aktif, dan mahasiswa NTT bisa menunjukkan hal-hal positif di tanah rantau,” ujarnya.

Selain sebagai ekspresi budaya, Ina Nusa Festival juga berfungsi sebagai media promosi identitas dan nilai-nilai positif mahasiswa NTT.

Semangat gotong royong dan kebanggaan daerah menjadi pesan utama yang ingin disampaikan melalui festival ini.

Yoseph Friden Bani Wodju menegaskan bahwa panitia berkomitmen agar kegiatan ini tidak berhenti di tahun 2025.

“Kami ingin kegiatan ini terus tumbuh, melibatkan lebih banyak pihak, dan menjadi kebanggaan bersama masyarakat NTT di perantauan,” tutup Yoseph penuh harap.

Dengan semangat kolaborasi dan kecintaan pada budaya, Ina Nusa Festival 2025 bukan hanya ajang seni dan tradisi, tetapi juga simbol kebangkitan identitas generasi muda NTT di tengah arus modernisasi kota besar seperti Surabaya.**